Audit
SIA merupakan proses pengumpulan dan evaluasi bukti-bukti untuk menentukan
apakah sistem komputer yang digunakan telah dapat melindungi aset milik
organisasi, mampu menjaga integritas data, dapat membantu pencapaian tujuan
organisasi secara efektif, serta menggunakan sumber daya yang dimiliki secara
efisien (Weber, 2000).
Pada dasarnya, Audit Sistem Informasi dibedakan menjadi dua kategori, yaitu
1.
Pengendalian
Aplikasi (Application Control)
Tujuan
pengendalian aplikasi dimaksudkan untuk memastikan bahwa data di-input secara
benar ke dalam aplikasi, diproses secara benar, dan terdapat pengendalian yang
memadai atas output yang dihasilkan. Dalam audit terhadap aplikasi, biasanya,
pemeriksaan atas pengendalian umum juga dilakukan mengingat pengendalian umum
memiliki kontribusi terhadap efektifitas atas pengendalian-pengendalian
aplikasi.
2.
Pengendalian
Umum (General Control)
Tujuan
pengendalian umum lebih menjamin integritas data yang terdapat di dalam sistem
komputer dan sekaligus meyakinkan integritas program atau aplikasi yang
digunakan untuk melakukan pemrosesan data.
PENGENDALIAN UMUM
Pengendalian umum pada perusahaan dilakukan terhadap aspek fisikal maupun
logikal. Aspek fisikal dilakukan terhadap aset-aset fisik perusahaan, sedangkan
aspek logikal terhadap sistem informasi di level manajemen (misal: sistem
operasi). Pengendalian umum sendiri digolongkan menjadi beberapa, diantaranya:
a)
Pengendalian
organisasi dan otorisasi.
Yang dimaksud dengan pengendalian organisasi adalah secara umum terdapat
pemisahan tugas dan jabatan antara pengguna sistem (operasi) dan administrator
sistem (operasi). Dan juga dapat dilihat bahwa pengguna hanya dapat mengakses
sistem apabila memang telah diotorisasi oleh administrator.
b)
Pengendalian
operasi.
Operasi sistem informasi dalam perusahaan juga perlu
pengendalian untuk memastikan sistem informasi tersebut dapat beroperasi dengan
baik selayaknya sesuai yang diharapkan.
c)
Pengendalian
perubahan.
Perubahan-perubahan yang dilakukan terhadap sistem informasi harus
dikendalikan, termasuk
pengendalian versi dari sistem informasi tersebut, catatan perubahan versi, serta manajemen
perubahan atas diimplementasikannya sebuah sistem informasi.
d)
Pengendalian
akses fisikal dan logikal.
Pengendalian akses fisikal berkaitan dengan akses
secara fisik terhadap fasilitas-fasilitas sistem informasi suatu perusahaan,
sedangkan akses logikal berkaitan dengan pengelolaan akses terhadap sistem
operasi sistem tersebut (misal: windows).
PENGENDALIAN APLIKASI
Pengendalian aplikasi adalah prosedur-prosedur pengendalian yang didisain
oleh manajemen organisasi untuk meminimalkan resiko terhadap aplikasi yang diterapkan
perusahaan agar proses bisnisnya dapat berjalan dengan baik.
Macam Aplikasi
Aplikasi berwujud perangkat lunak, yang dapat dibagi menjadi dua tipe dalam
perusahaan untuk kepentingan audit PDE:
·
Perangkat lunak berdiri sendiri
Terdapat
pada organisasi yang belum menerapkan SIA dan sistem ERP, sehingga masih banyak
aplikasi yang berdiri sendiri pada masing-masing unitnya. Contoh: aplikasi (software) MYOB pada fungsi
akuntansi dan keuangan.
·
Perangkat lunak di server
Tedapat
pada organisasi yang telah menerapkan SIA dan sistem ERP. Aplikasi terinstall
pada server sehingga tipe struktur sistemnya memakai sistem client-server .
Client hanya dipakai sebagai antar-muka (interface) untuk
mengakses aplikasi pada server.
Macam Pengendalian Aplikasi
a.
Pengendalian
Organisasi dan Akses Aplikasi
Pada pengendalian organisasi, hampir
sama dengan pengendalian umum organisasi, namun lebih terfokus pada aplikasi
yang diterapkan perusahaan. Siapa pemilik aplikasi, tugas administrator,
pengguna, hingga pengembangan aplikasi tersebut.
Untuk pengendalian akses, terpusat hanya
pada pengendalian logika saja untuk menghindari akses tidak terotorisasi.
Selain itu juga terdapat pengendalian role based menu dibalik
pengendalian akses logika, dimana hanya pengguna tertentu saja yang mampu
mengakses menu yang telah ditunjuk oleh administrator. Hal ini berkaitan erat
dengan kebijakan TI dan prosedur perusahaan berkaitan dengan nama pengguna dan
sandi nya.
b.
Pengendalian Input
Pengendalian input memastikan data-data
yang dimasukkan ke dalam sistem telah tervalidasi, akurat, dan terverifikasi.
c.
Pengendalian
Proses
Pengendalian
proses biasanya terbagi menjadi dua tahapan, yaitu (1) tahapan transaksi,
dimana proses terjadi pada berkas-berkas transaksi baik yang sementara maupun
yang permanen dan (2) tahapan database, proses yang dilakukan pada
berkas-berkas master.
d.
Pengendalian Output
Pada pengendalian ini dilakukan beberapa
pengecekan baik secara otomatis maupun manual (kasat mata) jika output yang
dihasilkan juga kasat mata.
e.
Pengendalian Berkas Master
Pada pengendalian ini harus terjadi
integritas referensial pada data, sehingga tidak akan diketemukan
anomali-anomali, seperti:
ü Anomaly
penambahan
ü Anomaly
penghapusan
ü Anomaly
pemuktahiran/pembaruan
Hubungan Pengendalian Umum dan Aplikasi
Hubungan antara pengendalian umum dan aplikasi bersifat pervasif. Artinya
apabila pengendalian umum terbukti jelek, maka pengendalian aplikasinya
diasumsikan jelek juga, sedangkan bila pengendalian umum terbukti baik, maka
diasumsikan pengendalian aplikasinya juga baik.
No comments:
Post a Comment