Buah ini
mengandung berbagai vitamin, kaya mineral dan fitokimia (antioksidan yang
berfungsi sebagai penangkal radikal bebas dan membantu menekan jumlah
kolesterol jahat / LDL), kandungan serat, tanin, baron dan masih banyak lagi
kandungan-kandungan lain yang penting bagi tubuh.
Apel menjadi
salah satu pilihan keluarga untuk memenuhi kebutuhan akan buah sehari-hari.
Buah ini sudah sangat menjamur di pasaran, dan harganya bisa dibilang
terjangkau. Cara mengkonsumsinya pun sangat praktis, buah ini dapat langsung
dimakan jika sudah dicuci bersih. Namun bagaimanakah ukuran mencuci yang sudah
bersih? –saya pun juga kurang paham….
Tulisan ini berawal
dari pengalaman saya membeli apel di sebuah supermarket, tentu juga teman-teman
pasti akan memilih apel yang masih bagus dan mulus kan?? Nahh…. Rencananya apel
itu akan dikonsumsi kurang lebih dalam seminggu ke depan, namun berhubung harus
dinas ke luar kota maka apel tersebut tak tersentuh. Kebetulan saya adalah anak
kost yang tidak memiliki kulkas, jadilah saya taruh saja dalam wadah plastiknya
namun sengaja saya buka agar tidak lembab dan busuk.
Setelah satu
minggu kembali dari dinas, saya pikir apel sudah mulai membusuk dan rencananya
akan saya buang. Namun semakin diperhatikan ternyata apel masih tetap mulus
bahkan seperti ketika saya membeli. Karena sudah satu minggu, jadilah saya
kupas apel karena khawatir di dalam sudah membusuk ataupun berulat meskipun
dari sisi luar nampak terlihat masih segar. Sebelumnya saya adalah pengonsumsi
apel langsung gigit, tanpa basa basi mengupas, toh justru kandungan nutrisinya
lebih banyak di kulitnya –katanya sihh….
Percobaan
mengupas pertama gagal,,, ternyata kulitnya licin. Saya bertanya-tanya apa
pisau yang saya gunakan sudah tidak tajam?? Percobaan kedua masih licin juga,
akhirnya mulai saya gosok-gosok dengan pisau ternyata muncul gumpalan-gumpalan
seperti lilin. Semakin di gosok ternyata semakin banyak, sedang apel pun sama
sekali belum terlihat terkelupas.
Waaaahhh ada
yang tidak beres dengan apel ini –pikir saya….
Lanjutkan
mengupas, dan mulai saat itu saya tanamkan dalam pikiran untuk selalu mengupas
apel ketika hendak dimakan.
Hingga sampai
satu bulan sejak dibeli, apel masih tersisa satu biji. Ternyata dikupas pun apel
itu masih juga terlihat sehat-sehat saja. Dahsyat sekali ini apel sudah satu
bulan tak ada sedikit pun pertanda bahwa dia akan membusuk, padahal sudah tentu
pasti apel itu telah sekian lama beredar sejak dipetik hingga jatuh di tangan
saya.
Sejak saat itu,
keinginan untuk membeli buah apel pun menjadi semakin surut. Niat mengkonsumsi
buah agar sehat memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh, hasilnya bisa malah sebaliknya,
yaitu justru menimbun bibit penyakit dalam jangka panjang.
Mungkin masih
banyak buah-buah lain yang kurang lebih mengalami hal sedemikian rupa, dan
tentu tak luput juga dari yang namanya pestisida. Berdasar pengalam ini, next
agar kita lebih hati-hati, selektif dan memperhatikan bagaimana cara mengolah
dan mengkonsumsi makanan agar tujuan sehat itu sendiri dapat tercapai guys…
Dari hasil
membaca dari beberapa sumber, sebenarnya keberadaan lilin ini memang sudah
biasa, bahkan tidak hanya pada buah apel saja, tetapi juga ada pir dan anggur.
Jadi, apel impor seteleh dipetik dari perkebunan, disimpan dalam lemari pendingin
yang hampa udara dengan temperature 0 derajat, yang disebut dengan Storage Control Atmosphere (CA). Dalam
kondisi itu, apel mampu bertahan hingga 9 bulan. Setelah keluar dari CA, maka
daya tahan apel berkurang menjadi 3 bulan.
Sangatlah
berbeda jika dibandingkan dengan apel local seperti apel malang yang hanya
bertahan sekitar 2 minggu saja, hal ini dikarenakan buah yang dipetik dari
hasil panen langsung dijual ke pasaran dan tidak adanya proses dekontaminasi
yaitu proses pencucian menggunakan cairan anti bakteri khusus untuk
buah-buahan.
Selain itu, buah
apel yang terlihat mulus dan mengkilap itu disebabkan oleh lilin yang disebut
dengan bee wax atau lilin yang
dihasilkan dari sarang lebah, yang tidak berbahaya dan layak untuk dikonsumsi. Mengapa
diberikan bee wax?? Ternyata lilin
ini mampu menahan buah agar tidak terkontaminasi, namun bukan jenis bahan
pengawet.
Di luar konteks
benar atau salahnya informasi tersebut, sebaiknya tetap berhati-hati ya guys…
Dunia semakin canggih, masyarakat semakin pintar dan kreatif, namun terkadang
hal itu digunakan untuk hal yang tidak semestinya yang hanya akan memberikan
keuntungan pada pihak-pihak tertentu…
Be healthy,
be happy……
No comments:
Post a Comment